Biosecurity Dalam Bidang Peternakan
Konten [Tutup]
![]() |
Biosecurity |
Biosecurity di Peternakan
Salah satu tujuan setiap bidang ilmiah adalah organisasi dan interpretasi informasi actual yang ditemukan dalam bidang tersebut. Begitu pun halnya dengan biosecurity yang merupakan salah satu hal penting dalam industry peternakan. Penyakit merupakan masalah yang kompleks dimana banyak sekali faktor yang saling berpengaruh baik kondisi eksternal maupun internal. Dalam menejemen kesehatan ternak, hal ini sangat berkaitan dengan pengendalian penyakit dan berkalitan pula dengan biosecirity.
Implementasi biosecurity dalam skala global, merupakan hal yang patut diupayakan sehubungan dengan perkembangan industri bioteknologi, kaitannya dengan berkembangnya perkembangbiakan agensia biologi, teknologi dan para ahli dibidangnya. Beberapa Negara mulai melirik untuk mengembangkan bioteknologi sebagai alasan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan kehidupan.
Tahun-tahun terakhir ini terjadi perkembangan cukup pesat dalam penemuan-penemuan vaksin baru serta terobosan-terobosan penting dalam mendiagnosis, mencegah dan mengobati penyakit, meningkatkan produk-produk pertanian, peternakan dan mengembangkan genom manusia. Sehubungan dengan itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai biosecurity dan beberapa tingkatannya dalam aplikasi di bidang peternakan.
Maksud dan Tujuan
- Mengetahui pentingnya biosecurity dalam kehidupan terutama dalam bidang peternakan
- Mengetahui bagaimana implementasi biosecurity dalam bidang peternakan
Identifikasi Masalah
- Definisi dan pengertian biosecurity dalam bidang peternakan
- Tingkatan dalam konsep biosecurity
Apa Itu Biosecurity?
Asal kata biosekuritas adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup dan security artinya perlindungan atau pengamanan. Jadi, Biosecurity adalah semua praktek manajemen yang dilakukan untuk mencegah penyakit dan organisme penyebab penyakit zoonosis yang akan masuk ke Peternakan (Farm) sampai makanan siap dimeja makan (from farm to the table), atau dalam pengertian khususnya, biosecurity merupakan upaya pemutusan rantai agen masuknya penyakit ke induk semang.
Biosecurity adalah suatu tindakan untuk menghindari kontak antara hewan dan mikroorganisme dan merupakan pintu pertahanan pertama dalam upaya pengendalian penyebaran suatu penyakit. Penerapan biosecurity sangat diperlukan mulai pada awal pemeliharaan unggas dikandang sampai pada saat penjajaan dipasar. Input yang terdapat pada Biosecurity ini adalah perlunya biaya yang besar, Sumber daya manusia yang paham akan pengawasan Biosecurity, sehingga menjadi titik kelemahan bagi biosecurity.
Asal kata biosekuritas adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup dan security artinya perlindungan atau pengamanan. Jadi, Biosecurity adalah semua praktek manajemen yang dilakukan untuk mencegah penyakit dan organisme penyebab penyakit zoonosis yang akan masuk ke Peternakan (Farm) sampai makanan siap dimeja makan (from farm to the table), atau dalam pengertian khususnya, biosecurity merupakan upaya pemutusan rantai agen masuknya penyakit ke induk semang. (Hadi, 2001)
Pelaksanaan Biosecurity Peternakan
Dalam tata laksana usaha peternakan progam biosekuriti merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosekuriti sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit pada ternak yang dilakukan secara kontiniu. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosekuritas. Proses penyemprotan desinfektan, pemusnahan rodensia dan vektor lain, tidak mencukupi untuk pengendalian penyakit hewan ternak dan sesungguhnya merupakan bagian dari konsep biosecurity.
Biosecurity/keamanan biologik merupakan sebuah program komprehensif, meliputi sebuah hierarki yang terdiri dari 3 tingkatan penting yang tidak bisa dipisahkan, yang harus dilakukan untuk mencegah masuknya agen patogen dan penyebaran penyakit di kandang/peternakan. Untuk pelaksanaannya di lapangan, proses ini memerlukan pendekatan yang terstruktur, yaitu perencanaan usaha, pemilihan lokasi sumber daya, pelaksanaan di lapangan, pengendalian serta pengawasannya. (Hadi, 2001)
Biosecurity haruslah diterapkan secara terus menerus dan dalam berbagai tahapan yang saling terkait untuk mencegah masuknya organisme yang dapat memberikan efek merugikan. Penerapan yang terus menerus dan dalam berbagai tahapan yang saling terkait ini dikenal sebagai rangkaian biosecurity atau Biosecurity Continuum.
Pelaksanaan biosecurity continuum, dapat di bagi menjadi tiga aktifitas yang berbeda dan saling terkait yaitu Biosecurity Pre-border (Biosecurity sebelum perbatasan), Biosecurity Border (biosecurity di perbatasan), dan Biosecurity Post-border (biosecurity setelah perbatasan)
Beberapa hal pula yang harus diperhatikan di alam pelaksanaan Biosecurity yaitu (a). Ruang dan alat yang akan digunakan, (b). metode yang akan digunakan, (c). monitoring program sanitasi, (d). harga bahan kimia yang akan digunakan, (e). keterampilan pekerja,) sifat bahan atau produk dimana kegiatan tersebut dilakukan.
Prinsip Biosecurity Peternakan
- Setiap kendaraan pengangkut unggas yang masuk dan keluar kandang atau tempat penampungan unggas harus di desinfektan.
- Setiap unggas yang atang harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dibuat oleh dokter hewan berwenang di daerah asal unggas.
- Setiap unggas yang datang harus mendapat pemeriksaan antemortem oleh petugas dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang.
- Hasil pemeriksaan kesehatan unggas yang datang wajib didokumentasikan dan dilaporkan secara berkala setiap bulan kepada dokter hewan berwenang.
- Setiap kandang dilengkapi dengan peralatan makan dan minum khusus
- Tidak mencampurkan unggas yang baru datang dengan yang lama
- Membersihkan kandang atau penampungan unggas dari limbah padat unggas.
- Melakukan pengosongan kandang atau penampungan unggas satu hari dalam dua minggu untuk proses pembersihan dan desinfektan.
- Mencegah masuknya kucing, anjing, burung liar dan hewan pengganggu lainnya dalam kandang atau penampungan unggas.
- Menempatkan unggas yang sakit didalam kandang tersendiri
- Setiap unggas yang mati harus segera dimusnahkan dengan cara membakar.
Jika hal-hal diatas tidak diperhatikan, maka resiko terjadinya penyakit pada ternak dan juga manusia dipengaruhi oleh interaksi 3 komponen yaitu ternak, lingkungan dan mikroorganisme dengan sumber kontaminasi salah satu pembawa penyakitnya adalah pengunjung pada sebuah peternakan.
Konsep Biosecurity Peternakan
Dalam tata laksana usaha peternakan progam biosecurity merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosecurity sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit pada ternak yang dilakukan secara kontiniu atau biosecurity continuum.
Pelaksanaan biosecurity continuum dapat di bagi menjadi tiga aktifitas yang berbeda dan saling terkait yaitu Biosecurity Pre-border (Biosecurity sebelum perbatasan), Biosecurity Border (biosecurity di perbatasan), dan Biosecurity Post-border (biosecurity setelah perbatasan). Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosecurity. Proses penyemprotan desinfektan, pemusnahan rodensia dan vektor lain, tidak mencukupi untuk pengendalian penyakit hewan ternak dan sesungguhnya merupakan bagian dari konsep biosecurity.
Biosecurity/keamanan biologik merupakan sebuah program komprehensif, meliputi sebuah hierarki yang terdiri dari 3 tingkatan penting yang tidak bisa dipisahkan, yang harus dilakukan untuk mencegah masuknya agen patogen dan penyebaran penyakit di kandang/peternakan. Untuk pelaksanaannya di lapangan, proses ini memerlukan pendekatan yang terstruktur, yaitu perencanaan usaha, pemilihan lokasi sumber daya, pelaksanaan di lapangan, pengendalian serta pengawasannya.
Tiga tingkatan dalam konsep biosecurity peternakan
Pada dasarnya, konsep biosecurity berbagai macam peternakan sama, yaitu terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I (Biosecurity Konseptual)
Ini merupakan dasar dari biosecurity. Pada tataran ini meliputi aspek pemilihan lokasi usaha peternakan di suatu daerah yang bertujuan untuk memisahkan jenis atau umur ternak yang sama, sehingga akan menghindari kontak hewan yang kita piara dengan hewan liar/hewan lain.
Selain itu penempatan lokasi peternakan yang tidak jauh dari jalan umum dan fasilitas pelayanan lain seperti contohnya pada peternakan ayam, dekat dengan penetasan telur, pabrik pakan, dan RPA (Rumah Potong Ayam). Lokasi sebaiknya jauh dari danau atau saluran air dan juga perlintasan migrasi burung-burung liar. Dalam pemilihannya kita juga harus memikirkan implikasi pemeliharaan hewan yang umurnya tidak sama. Ini untuk menghindari rolling infection dari hewan tua ke hewan muda atau sebaliknya.
2. Tingkat II (Biosecurity Struktural)
Pada tingkatan ini berhubungan dengan tata letak peternakan. Ini menyangkut beberapa hal, di antaranya :
Pemagaran kawasan peternakan agar tidak dilintasi oleh orang dari luar.
Pemagaran areal kandang dengan pintu pengaman untuk meminimalisir masuknya hewan lain dan berpindahnya/melintasnya operator ke kandang lain.
Ketersediaan air bersih dan bebas agen patogen, dan adanya treatment terhadap air yang akan dikonsumsi (dengan klorin, peroksida atau lainnya).
Adanya fasilitas pelayanan perusahaan yang memadai seperti kantor, gudang (pakan, obat, dan peralatan), kamar ganti pakaian dan kamar mandi.
Adanya suplai air dan listrik yang cukup dan tempat yang representatif untuk desinfeksi kendaraan yang keluar masuk lokasi farm (adanya car dip dan sprayer di pintu gerbang masuk farm).
Adanya jalan yg baik, aman dan dipagari untuk memudahkan pembersihan dan pencegahan penyebaran penyakit.
Adanya tempat khusus untuk pemusnahan bangkai (disposal pit).
Lokasi yang aman untuk tempat pakan, peralatan, litter di tempat yang terpisah dari kandang untuk mencegah kontaminasi.
3. Tingkat III (Biosecurity Operasional)
Tataran ini merupakan prosedur manajemen dan kegiatan/rutinitas untuk mencegah kejadian dan penyebaran penyakit di suatu farm (termasuk di antaranya proses pembersihan, desinfeksi dan sanitasi kandang/farm).
Dari ketiga tingkatan level, tingkatan ini yang paling fleksibel dan bisa diubah sewaktu-waktu disesuaikan dengan kondisi pada saat itu. Pada tingkatan ini harus ada petunjuk operasional yang jelas tentang :
Prosedur rutin yang harus dilakukan dan disertai perencanaan jika ada hal-hal tak terduga seperti wabah penyakit, dan lain-lain dan disiapkan untuk setiap jenjang manajemen dari manajer, supervisor, operator dan tamu.
Prosedur standar harus diarahkan untuk pelaksanaan dekontaminasi, desinfeksi setelah kandang kosong; juga penyimpanan, pencampuran dan aplikasi pemberian vaksin dengan berbagai cara pemberian yang berbeda.
Prosedur khusus yang diterapkan pada saat memasuki dan meninggalkan farm untuk setiap karyawan dan tamu.
Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah kontak dengan hewan lain (unggas eksotik, ayam kampung) untuk farm ayam.
Dengan menerapkan 3 tingkatan biosecurity tersebut secara baik dan benar diharapkan akan mencegah dan meinimalisir masuknya agen patogen dan penyebaran penyakit dari luar lokasi usaha ke ternak kita.
KESIMPULAN
Biosecurity merupakan suatu sistem atau managemen untuk mencegah penyakit zoonis yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi ternak secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare) juga penjaminan mutu sampai produk siap di meja makan (from farm to the table).
Terdapat tiga tingkatan dalam konsep biosecurity ini dimana keseluruhannya merupakan tiga tingkatan penting yang tidak bisa dipisahkan, yang harus dilakukan untuk mencegah masuknya agen patogen dan penyebaran penyakit di kandang/peternakan.
Untuk pelaksanaannya di lapangan, proses ini memerlukan pendekatan yang terstruktur, yaitu perencanaan usaha, pemilihan lokasi sumber daya, pelaksanaan di lapangan, pengendalian serta pengawasannya.
Posting Komentar untuk "Biosecurity Dalam Bidang Peternakan"