Pengaruh Teknologi Peternakan Terhadap Perubahan Sosial Di Pedesaan
Pengaruh Teknologi Peternakan Terhadap Perubahan Sosial Di Pedesaan |
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam mayarakat dapat diketahui dengan cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan dimasa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada pada masyarakat.
Perjalanan proses pembangunan tak selamanya mampu memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat. Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu.
Gillin dan Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, dinamika dan komposisi penduduk, ideologi, ataupun karena adanya penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. Pembangunan yang dilakukan di masyarakat desa akan menimbulkan dampak sosial dan budaya bagi masyarakat. Pendapat ini berlandaskan pada asumsi pembangunan itu adalah proses perubahan (sosial dan budaya). Selain itu masyarakat pedesaan tidak dapat dilepaskan dari unsur - unsur pokok pembangunan itu sendiri, seperti teknologi baru dan birokrasi .
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh teknologi bagi peternakan terhadap perubahan social di pedesaan.
1.3. Rumusan Masalah
- Mengapa pembangunan peternakan di pedesaan dapat berpengaruh terhadap perubahan sosial masyarakatnya?
- Mengapa teknologi dapat berpengaruh terhadap perubahan sosial di pedesaan?
TINJAUAN PUSTAKA
Pengelompokkan teori perubahan sosial telah dilakukan oleh Strasser dan Randall. Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan dictator dan demokrasi, teori perilaku kolektif, teori inkonsistensi status dan analisis organisasi sebagai subsistem social.
Dalam melakukan pembangunan tidaklah mudah, banyak factor-faktor yang menjadi kendala. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kurang berkembangnya pembangunan peternakan di pedesaan ini adalah faktor ekonomi dan biaya yang cukup besar, ini terlihat pada luas tanah yang harus disediakan oleh peternak untuk memulai peternakan ini belum lagi membutuhkan ternak yang cukup banyak.
Faktor lainnya yang menjadi penyebab kurang berkembangnya pembangunan peternakan di pedesaan ini adalah faktor sosial budaya. Peternakan di pedesaan hampir semuanya berlabel peternakan rakyat yang hanya mempunyai sedikit ternak dengan manajemen ternak yang masih sangat tradisional.
Untuk dapat merubah semua kendala itu memang ada beberapa inovasi baru yang dapat diterapkan, terutama teknologi yang dapat menunjang suatu peternakan lebih maju yang akan berdampak pada perubahan sosial yang positif, namun dilihat dari sisi lain teknologi untuk menunjang itu semua belum tentu dapat mudah dipahami dan digunakan oleh para peternak pedesaan yang masih tradisional dengan segala kekhasannya. Apalagi jika unsur-unsur pokok tersebut langsung diterapkan tanpa mempertimbangkan aspek sosial, budaya, agama dan hal lainnya, maka akan sangat sulit untuk mencapai pembangunan yang diharapkan.
PEMBAHASAN
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial di pedesaan, misalnya datangnya kolonialis dengan berbagai ciri kebudayaan yang dibawanya, pola pendidikan, sistem ekonomi, politik pemerintahan dan banyak hal yang tak mungkin dipisahkan dari faktor-faktor individual yang yang berpengaruh dengan secara tanpa disadari mampu mempengaruhi individu lainnya. Faktor yang penting dalam kaitannya dengan pembicaraan ini adalah teknologi, yang sangat nyata berkaitan dengan perubahan sosial di pedesaan.
Perubahan Multidimensional di Pedesaan
Pada masa pembangunan ini, Dari dahulu hingga kini desa secara terus menerus mengalami perubahan sosial. Masyarakat desa menerima dan menggunakan hasil penemuan atau peniruan teknologi khususnya di bidang peternakan, yang merupakan orientasi utama pembangunan di Indonesia. Penerimaan terhadap teknologi baik itu dipaksakan ataupun inisiatif agen-agen perubah, tidak terelakkan lagi akan mempengaruhi perilaku sosial (social behavior) dalam skala atau derajat yang besar.
Lebih dari itu, introduksi teknologi yang tidak tepat mempunyai implikasi terhadap perubahan sosial, yang kemudian akan diikuti dan diketahui akibatnya. Contohnya ketika teknologi memotong ayam dilakukan oleh mesin canggih yang justru berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Di satu sisi adanya perubahan sosial yang lebih maju, karena masyarakat tidak perlu susah memotong ayam yang dapat memakan waktu, namun di sisi lain dengan adanya teknologi tersebut berdampak pada pengurangan tenaga kerja yang akan menambah pengangguran.
Keadaan ini menimbulkan perubahan struktur, kultur dan interaksional di pedesaan. Perubahan dalam suatu aspek akan merembet ke aspek lain. Dimana dengan makin masuknya teknologi ke pedesaan akan mempercepat kemajuan desa tersebut, namun disisi lain menyebabkan pengangguran semakin bertambah karena adanya pengurangan tenaga kerja.
Teknologi yang masuk ke desa banyak dikuasai oleh golongan ekonomi kelas atas dan menengah di desa. Golongan tersebut dengan pendirinya akan menentukan pasaran kerja di desa. Keadaan demikian akan menggeser peranan pemilik ternak kerbau atausapi sebagai sumber tenaga kerja pengolah sawah.
Masuknya teknologi perangkat usaha ternak sapi perah, menggeser peternak tradisional yang hanya memiliki satu sampai tiga ekor ternak. Perangkat teknologi tersebut merubah sistem beternak, dari ekonomi keluarga ke ekonomi komersial, dengan jumlah ternak yang banyak dan dikuasai oleh golongan ekonomi kuat di desa atau di kota yang menanamkan modalnya di desa. Perangkat teknologi sapi perah seperti mixermakanan ternak, cooling unit susu, sistem pengawetan dan lain-lain, memungkinkan orang untuk menangani jumlah ternak sapi lebih banyak. Hal ini memberikan bukti bahwa teknologi mengakibatkan meningkatnya ukuran usaha tani di pedesaan.
Belum lagi kebijakan-kebijakan sederhana yang ada di pedesaan. Penunjukan kepala desa sebagai ketua LKMD misalnya, hal ini mengakibatkan pengaruh Negara akan semakin dominan yang notabene tidak terlalu paham dengan kondisi sosial masyarakat desa setempat. Pola pengaruh ini bermula dari penggunaan kekuasaan yang terlalu berlebih. Dengan dalih pembangunan, para kusir delman tergeser oleh adanya transportasi angkutan pedesaan. Struktur ekonomi kembali dikuasai oleh orang-orang tertentu saja. Disini terjadi perubahan peranan LKMD, yang sebelumnya sebagai akumulasi aspirasi masyarakat berubah menjadi wadah aspirasi penguasa.
Dengan terjadinya perubahan struktural tersebut, tidak mampu dinafikan bahwa budaya atau kultur masyarakat pun ikut berubah. Seperti yang telah dijelaskan secara teoritis perubahan kultur sosial menyangkut segi-segi non material, sebagai akibat penemuan batau medernisasi. Artinya terjadi integrasi atau konflik unsur baru dengan unsur lama sampai terjadinya sintesis atau penolakan sama sekali.
Masuknya teknologi ke desa, seperti halnya mekanisasi dalam bidang peternakan, juga mempengaruhi organisasi dan manajemen usaha. Mekanisasi peternakan menuntut adanya keterampilan baru bagi para pekerja. Tuntutan tersebut, dengan sendirinya membutuhkan modal yang besar sehingga melibatkan bank dan pemodal lainnya. Pengadaan modal untuk pengembangan industri atau mekanisasi di desa, ditunjang oleh kebijaksanaan pemerintah dalam bentuk pemberian pinjaman berupa kredit.
Kebijaksanaan ini meransang timbulnyakeberanian untuk meminjam kredit dalam jumlah besar, tanpa diimbangi oleh sistem organisasi dan manajemen yang memadai, sehingga muncul dimana-mana tunggakan kredit, seperti bimas atau industri kecil menubggak. Dengan terjadinya perubahan structural tersebut, tidak mampu dinafikan bahwa budaya atau kultur masyarakat pun ikut berubah. Seperti yang telah dijelaskan secara teoritis perubahan kultur sosial menyangkut segi-segi non material, sebagai akibat penemuan batau medernisasi. Artinya terjadi integrasi atau konflik unsur baru dengan unsur lama sampai terjadinya sintesis atau penolakan sama sekali.
Hal di atas juga sangat besar pengaruhnya terhadap interaksi, sebab melalui teknologi aktivitas kerja menjadi lebih sederhana dan serba cepat. Hubungan antara sesama pekerja menjadi bersifat impersonal, sebab setiap pekerja bekerja menurut keahliannya masing-masing (spesialis). Hal ini berbeda dengan kegiatan pekerjaan yang tanpa teknologi, tidak bersifat spesialis dimana setiap orang dapat saling membantu pekerjaan, tidak dituntut keahlian tertentu.
Teknologi berkaitan dengan pembatasan pekerjaan yang bersifat kerjasama, sehingga dapat menimbulkan konflik pada komunitas peternakan. Adanya teknologi, praktek-praktek saling membantu menjadi terhenti dan kerjasama informal menjadi berkurang. Proses mekanisasi di daerah pertanian menyebabkan hubungan bersifat kontrak formal. Tenaga kerja berkembang menjadi tenaga kerja formal yang kemampuan dan keahliannya terbatas. Lambat laun di pedesaan akan muncul organisasi formal tenaga kerja sebagai akibat terspesialisasi dan meningkatnya pembagian kerja. Hal inilah yang oleh Durkheim dinamakan solidaritas organic (organic solidarity) yang lebih sering terjadi pada komunitas perkotaan.
Masuknya teknologi ke desa menyebabkan kontak sosial menjadi tersebar melalui berbagai media dan sangat luas, melalui perdagangan, pendidikan, agama dan sebagainya. Akibat pola hubungan yang Yang bersifat impersonal, maka ketidak setujuan atau perbedaan pendapat sulit diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi harus melalui proses peradilan. Hal ini tampak dengan adanya kebijaksanaan jaksa masuk desa, dimana sebelumnya konflik di desa cukup diselesaikan dengan oleh ketua kampong atau sesepuh desa.
Gagalnya Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pedesaan
Kebijakan pemerintah tidak selamanya memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat di pedesaan. Hanya memaksakan pemerataan pembangunan tanpa mempertimbangkan dampak sosial yang akan terjadi dibalik kebijakan tersebut. Meskipun introduksi teknologi dapat menerobos pedesaan, akan tetapi hal tersebut merubah pola interaksi dari struktural dan kultural masyarakat pedesaan. Sehingga kegagalan kebijakan pemerintah terlihat jelas dengan adanya abcontrol pada dampak negatif yang menggerayangi kehidupan masyarakat desa.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang pengaruh introduksi teknologi pembangunan peternakan terhadap perubahan sosial masyarakat pedesaan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Teknologi merupakan suatu inovasi yang memiliki dampak positif dan negatif terhadap pembangunan di pedesaan.
- Teknologi menimbulkan perubahan sosial struktural, kultural, dan intraksional.
- Akibat teknologi masuk desa, telah menimbulkan pergeseran struktur kehidupan masyarakat, struktur ekonomi, lembaga sosial, lembaga pendidikan dan keluarga
- Pembangunan di pedesaan mestinya menghindari dampak pergeseran budaya,struktur dan interaksional masyarakat.
4.2. Saran
Beberapa saran dan rekomendasi terhadap permasalahan diatas yaitu
- Paradigma pembangunan tidaklah mesti berladaskan pada pertumbuhan sektoral, akan tetapi pemerataan dari segala aspek, mulai dari pendidikan, ekonomi, dan teknologi agar tidak terjadi ketidak stabilan sosial masyarakat sehingga pola interaksi tetap berjalan dengan baik dan nilai kerjasama antara masyarakat tetap terjaga.
- Kemandirian masyarakat tani perlu ditingkatkan dalam menggali potensi mereka.
- Kebijakan pemerintah dalam pembangunan mestinya berlandaskan pada kebutuhan masyarakat dan tidak bersifat sentralistik, akan tetapi merata di seluruh pelosok
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ojimori.com/2011/06/09/faktor-penghambat-kelancaran-perkembangan-peternakan
http://www.yousaytoo.com/blogs/agronomers-indonesia/2961
http://www.scribd*com/doc/28202585/Pengaruh-Pembangunan-Pertanian-Terhadap-Perubahan-Sosial-Masyarakat-Pedesaan
http://www.anneahira. com/faktor-pendorong-perubahan-sosial.htm
makasih banyak buat infonya,, sangat bermanfaat dan menambah wawasan.. salam sukses !! :-)
BalasHapus