Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori Tingkatan dan Kegiatan Pemasaran

Konten [Tutup]

    Teori tingkatan adalah suatu teori yang menguraikan tentang perkembangan perekonomian Negara berdasarkan tingkatan tingkatan tertentu, sejak zaman dahulu sampai dengan zaman modern. Mengenai kata tingkatan ada perbedaan diantara para penulis, karena ada yang menggunakan kata periode dan ada yang menggunakan kata fase. Menurut beberapa orang penulis, teori tingkatan ini disampaikan oleh lima orang ahli ekonomni yang terkenal. Ke lima orang tersebut adalah:    


    A. Friedrich  List,


    B. Bruno  Hildebrand,


    C. Karel  Buecher,


    D. Karel Marx


    E. Werner Sombart.


    Mereka menyampaikan teorinya berdasarkan kepada asumsi landasan berfikir yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dengan alasan yang kuat. Hamid, A.K. (1972) dan Mahmud, S.(1986) memaparkan pendapat para ahli tersebut sebagai berikut:




    A. Friedrich List (1789-1846)


    Friedrich List menyampaikan teorinya ke dalam 4 tingkatan berdasarkan kepada cara cara manusia dalam menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen sebagai berikut, yaitu:      1. Fase Savagery, 2. Fase Agriculture, 3. Fase Agriculture and manufacture, 4. Fase Agriculture and manufacture and trade



    1. Fase Savagery (Fase Serba Liar/Zaman Berburu Binatang/Menangkap Ikan)


    Pada fase ini manusia masih hidup secara liar, berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lainnya berburu binatang atau menangkap ikan untuk dikonsumsi. Mereka hidup dengan cara mengonsumsi barang yang sudah diproduksi oleh alam secara melimpah, sedangkan jumlah mereka masih sangat sedikit. Laki laki berburu binatang atau menangkap ikan secara berkelompok dan wanita mencari biji bijian, umbi umbian atau buah buahan di sekitar tempat tinggalnya. Segala keperluan hidup harus dipenuhi sendiri oleh seluruh anggota kelarga dan belum ada pertukaran barang antar keluarga.



    2. Fase Agriculture (Fase Pengenalan Pertanian/Zaman Bertindak)


    Populasi manusia makin lama makin banyak, sedangkan barang yang dihasilkan alam makin sedikit. Manusia sudah punya tempat tinggal yang menetap di suatu tempat, sudah ada peraturan pergaulan hidup yang harus dipatuhi, pengetahuan umum sudah makin baik dan terus berkembang. Manusia sudah mulai memikirkan bagaimana caranya untuk memproduksi barang secara sederhana.  Secara tidak sengaja binatang yang ditangkap mereka ada yang sedang bunting dan melahirkan anak. Kejadian tersebut mendorong mereka untuk berupaya mengembangbiakkan binatang hasil tangkapan mereka. Dalam bidang pertanian juga berlangsug seperti itu, secara tidak sengaja ada buah buahan, umbi ubian atau biji bijian yang terbuang di sekitar tempatnya tumbuh dan terus dipelihara sehingga menghasilkan barang untuk dikonsumsi.



    3. Fase Agriculture and Home Industri (Fase Pertanian Tradisional dan Kerajinan).


    Minat dan perhatian yang berbeda menyebabkan kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan barang diantara masing masing keluarga, sehingga ada keluarga yang mampu menghasilkan barang yang jauh lebih banyak dari kebutuhannya. Perkembangan lebih lanjut dari kejadian ini menimbulkan terjadinya spesialisasi dalam memproduksi barang. Spesialisasi menyebabkan kelebihan sesuatu jenis barang pada suatu keluarga dan kekurangan jenis barang yang lainnya, padahal sebelumnya seluruh barang kebutuhan hidup suatu keluarga harus dipenuhinya sendiri. Spesialisasi mendorong terjadinya pertukaran barang dengan barang antar keluarga yang saling membutuhkan tersebut. Sistem pertukaran suatu jenis barang dengan barang yang lainnya disebut barter.



    4. Fase Agriculture and manufacture (Fase Pertanian dan Industri Rumah Tangga)


    Kebutuhan hidup manusia makin lama makin banyak, baik jenis maupun jumlahnya. Kegiatan usaha pertanian terus berkembang makin baik dan kebutuhan peralatan untuk mengelolanya makin tumbuh berkembang. Pertukangan, pandai besi dan berbagai kerajinan tangan tumbuh subur dalam upaya menunjang usaha pertanian. Kegiatan dalam bidang pertanian dan kerajinan tangan yang makin berkembang mendorong terjadinya pertukaran barang yang makin banyak menjangkau daerah yang makin luas. Untuk memenuhi kegiatan tersebut, manusia mulai memikirkan suatu cara pertukaran yang lebih baik dari sistem barter, maka ditentukanlah sesuatu jenis barang tertentu sebagai suatu standar. Dalam suatu riwayat dikatakan salah satu jenis barang yang menjadi standar tersebut adalah salah satu jenis cangkang kerang yang sulit didapat, di tempat lain barang yang dibuat langsung dari sesuatu jenis logam tertentu dan dari berbagai jenis logam tersebut, emas menjadi pilihan yang disepakati orang orang di berbagai tempat. Dengan adanya alat tukar yang disepakati semua orang, maka proses kegiatan pertukaran barang tersebut makain baik dan berkembang dan sejak saat itulah istilah pemasaran mulai ada.



    5. Fase Agriculture and manufacture and trade (Fase Pertanian, Industri dan


                                   Perdagangan/Perkembangan Kota)


    Pada fase terahir telah berkembang pertanian modern dengan usaha komersialnya dan industri pabrik secara besar besaran serta perdagangan internasional. Pemasaran barang sudah dikelola dengan transaksi modern antar negara negara sedunia. Standardisasi dan grading produk pertanian sudah sangat baik dan konsumen dapat menikmati makanan, minuman dan pakaian dengan sangat memuaskan.




    B. Bruno Hildebrand (1812-1878)


    Bruno Hidebrand menyampaikan teorinya ke dalam 3 tingkatan berdasarkan kepada cara pertukaran barang, yaitu: 1. Naturalwirtschaft, 2. Geldwirtschaft  3. Kreditwirtschaft.



    1. Fase Naturalwirtschaft (Fase Perekonomian Barang/Zaman Pertukaran Natura)


    Pada fase ini pertukaran barang antara produsen dengan konsumen dilakukan secara langsung antara satu jenis barang dengan jenis barang yang lainnya atau secara barter. Alat tukar yang namanya uang belum ada dan dibandingkan dengan teori Friedrich List akan setara dengan fase serba liar sampai fase pengenalan pertanian.



    2. Fase Geldwirtschaft (Fase Perekonomian Uang/Zaman Pertukaran Keuangan)


    Ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial dan budaya pada fase ini sudah berkembang dan sistim pertukaran barang antara produsen dengan konsumen sudah menggunakan alat tukar yang namamya uang. Alat tukar yang namanya uang ini pada mulanya dibuat dari logam emas, karena logam ini memiliki beberapa keunggulan antara lain warnanya menarik, tidak berkarat dan susah didapat. Selain emas, uang logam ini dibuat pula dari perak, karena perak juga memiliki sifat yang menyerupai emas. Setelah itu alat tukar ini dibuat dari berbagai jenis logam seperti perunggu, alpaka, tembaga dan aluminium. Setelah ditemukan bahan kertas dan mesin cetak yang bagus, maka uangpun dibuat dari kertas, namun jumlah nilai pencetakannya distandarkan kepada logam emas. Pemasaran barang antar negara sudah berkembang dengan baik dan dikelola secara profesional. Fase geldwirtschaft dari Bruno Hildebrand ini sepadan dengan fase 4 dan 5 teori tingkatan Friedrich List.



    3. Fase Kreditwirtschaft (Fase Perekonomian Kredit/Zaman Pertukaran Kredit)


    Dalam perekonomian uang, sistim pertukaran antara produsen dengan konsumen berlangsung dengan baik tanpa ada hambatan dan berlangsung secara tunai. Ketika terjadi kesepakatan harga sesuatu jenis barang, maka pembeli menyerahkan uang dan penjual menyerahkan barang. Pada suatu saat tertentu ada konsumen yang menginginkan sesuatu jenis barang, tetapi uangnya tidak mencukupi, karena harga barang tersebut sangat mahal. Hasil kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli, maka terjadilah pembelian barang yang pembayarannya tidak tunai, tetapi beberapa kali bayar dalam kurun waktu tertentu. Setelah itu berkembanglah sistim jual beli secara kredit yang pada dasarnya memberi kesempatan kepada dua belah fihak, agar konsumen dapat memiliki barang yang harganya mahal dan produsen dapat menjualnya kepada konsumen secara lebih luas.




    C. Karel Buecher (1847-1930)


    Karel Buecher menyampaikan teorinya ke dalam 3 tingkatan, yaitu: 1. Geschlossene Hauswirtschaft, 2. Stadtwirtschaft, dan 3. Volkswirtschaft. Eugen von Philippovich menambahkan satu tingkat lagi yaitu 4.Weltwirschaft.



    1. Geschlossene Hauswirtschaft (Fase Perekonomian Desa/Susunan Rumah Tangga Tertutup)


    Pada fase ini manusia sudah punya tempat tinggal yang menetap dalam suatu areal tertentu dan hidup bersama dengan yang lain dalam suatu kelompok. Beberapa rumah tangga tergabung dalam suatu dusun dan beberapa dusun membentuk sebuah pedesaan. Segala keperluan hidup harus ditanggulangi oleh masing masing keluarga, tetapi sudah ada saling membantu antar tetangga yang dekat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama. Segala sesuatu barang yang diproduksi oleh suatu desa belum dapat dipertukarkan dengan desa yang lain, mungkin karena belum ada alat tukar.



    2. Stadwirtschaft (Fase Perekonomian Kota/Susunan Rumah Tangga Kota)


    Penduduk dari masing masing pedesaan makin lama makin bertambah banyak dan areal pedesaan semakin luas. Kebutuhan hidup keluarga pun makin lama makin banyak jumlah dan jenisnya, sehingga sebuah keluarga sudah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan tersebut. Sifat, kemampuan dan perhatian manusia yang berbeda dalam pembuatan sesuatu jenis barang, menyebabkan seseorang dapat menghasilkan barang yang jauh lebih banyak dari yang lain dan ahirnya mendorong terjadinya spesialisasi dalam memproduksi barang. Spesialisasi makin lama makin meluas, sehingga timbullah yang namanya produsen, pedagang, pertukangan dan konsumen. Jika ada pedesaan yang memiliki letak yang strategis akan berkembang lebih pesat dari yang lainnya dan jadilah dia suatu tempat untuk pertemuan banyak orang dan akhirnya berubah menjadi sebuah kota. Ke kota inilah orang orang berdatangan dari berbagai desa lain untuk saling menukarkan barang. Tempat pertukaran barang barang ini lambat laun akan berubah yang akhirnya jadilah dia sebuah pasar.



    3. Volkswirtschaf (Fase Perekonomian Negara/Susunan Rumah Tangga Kemasyarakatan)


    Pada fase ini terjadi perkembangan yang lebih luas sehingga terjadi pertukaran barang antar kota. Barang yang diproduksi di suatu kota dapat dinikmati oleh masyarakat yang ada di kota lain. Untuk memenuhi permintaan yang makin banyak, mendorong produsen untuk memproduksi barang secara besar besaran. Kegiatan ini hanya dapat dipenuhi oleh segelintir orang yang mampu menguasai modal, bahan mentah dan alat alat produksi. Dilain fihak sebagian besar anggota masyarakat yang tidak mampu, menjadi pekerja pada industri industri yang sedang tumbuh dan terus berkembang. Keuntungan yang besar menjadikan para produsen menjadi penguasa dalam berbagai sektor kehidupan termasuk lahan dan ahirnya menjadi raja raja kecil.



    4. Weltwirschaft (Fase Perekonomian Dunia/Susunan Rumah Tangga Dunia)


    Fase perekonomian ini bukan pendapat dari Karl Buecher, tetapi dari orang lain, yaitu Eugen von Philippovich orang Belanda. Fase perekonomian dunia terjadi ketika sudah ada pertukaran barang antar negara, artinya barang yang diproduksi di suatu negara dapat dikonsumsi di negara lain melalui pertukaran barang yang dilakukan oleh exportir dan importir. Perkembangan teknik berproduksi, pengangkutan, perhubungan dan komunikasi setelah terjadinya revolusi industri melahirkan suatu tatanan kehidupan perekonomian dunia.




    D. Karel Marx


    Karel Marx menyampaikan teorinya ke dalam 5 tingkatan, yaitu:


    1. Fase perekonomian komunisme purba, 2. Fase perekonomian feodalisme, 3. Fase         perekonomian kapitalisme, 4. Fase perekonomian sosialisme dan 5. Fase perekonomian komunisme akhir



    1. Fase perekonomian komunisme purba


    Menurut Karel Marx pada zaman dahulu kala ketika keberadaan manusia masih sedikit, mereka sudah hidup secara berkelompok untuk memenuhi segala kebutuhannya. Untuk memperoleh daging mereka harus memburu berbagai jenis binatang secara berkelompok, jika sudah didapat hasilnyapun dibagi diantara mereka sendiri. Demikian juga halnya jika mereka mendapat serangan dari kelompok lain, mereka akan mempertahankannya secara berkelompok pula. Pada setiap kelompok ada yang menjadi pemimpin yang bertugas mengatur segala sesuatu kegiatan yang mereka lakukan. Misalnya yang bertugas berburu binatang hanya pria dewasa dan wanita mencari umbi umbian, biji bijian dan buah buahan. Pada fase ini manusia belum punya tempat tinggal yang menetap, tetapi selalu berpindah pindah (nomaden) dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memperoleh makanan.



    2. Fase perekonomian feodalisme


    Pada fase ini manusia sudah memiliki kebudayaan, sistim pemerintahan, teknologi dan ilmu pengetahuan yang jauh lebih baik. Pemerintahan dikuasai oleh raja raja kecil dengan dukungan kaum agama dan bala tentara. Tulang punggung perekonomian masih sangat bergantung kepada lahan pertanian, peternakan dan kerajinan tangan. Masyarakat yang tinggal di daerah kekuasaan raja tertentu, maka dia harus membayar pajak yang ditarik oleh bala tentara dan jika tidak mampu membayar akan dihukum kurungan atau siksaan. Faktor produksi lahan secara tidak langsung berhubungan dengan kaum feodal dan secara langsung dengan faktor religi, ekonomi dan hukum yang pada hakekatnya bersumber dan untuk kepentingan kaum feodal.



    3. Fase perekonomian kapitalisme


    Fase perekonomian kapitalisme sebagai lanjutan dari perekonomian feodalisme terjadi setelah revolusi industri. Revolusi industri adalah suatu perubahan yang cepat dalam bidang industri, yaitu yang tadinya industri rumah tangga skala usaha kecil atau menengah berubah menjadi skala usaha secara besar besaran. Industri rumah tangga yang  mempekerjakan puluhan tenaga kerja berubah ke skala besar dengan mempekerjakan ratusan atau bahkan ribuan tenaga kerja. Perekonomian kapitalisme dapat menghasilkan barang dalam jumlah yang sangat banyak, kualitas lebih bagus dan harga lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Dilaih fihak perekonomian kapitalisme ini tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat buruh, yang menikmati keuntungan besar adalah hanya sekelompok orang sebagai pemilik kapital. Mereka hidup bermewah mewah di atas penderitaan kaum buruh yang tenaganya dikuras habis habisan. Para buruh yang bekerja di pabrik texstil ada yang bekerja 20 jam sehari dengan tingkat upah yang sangat rendah.



    4. Fase perekonomian sosialisme


    Perekonomian sosialisme lahir sebagai akibat dari kegagalan perekonomian kapitalisme yang tidak mampu mensejahterakan masyarakat banyak. Orang orang yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi mencoba mencari jalan keluar dari kemelut yang menimpa kaum buruh yang sangat menderita. Mereka mencoba mencari berbagai alternatif agar kaum buruh dapat hidup lebih sejahtera. Di Inggris ada beberapa orang yang mencoba mendirikan koperasi konsumsi yang khusus untuk kaum buruh, baik dari kelompok elit masyarakat maupun buruh sendiri. William King dan Robert Owen berhasil merintis pergerakan koperasi konsumsi di Inggris dan Charles Howard berhasil mendirikan koperasi konsumsi yang terus berkembang dengan baik. Perekonomian sosialisme pernah berhasil dijalankan di beberapa negara eropa, sovyet, asia dan amerika latin. Beberapa negara besar baik secara mandiri maupun bersama sama yang pernah dan masih menganut faham sosialisme adalah Uni Sovyet, Cina, Vietnam, Cuba dan Korea Selatan.



    5. Fase perekonomian komunisme akhir


    Menurut Karel Marx perkembangan dari perekonomian sosialisme adalah perekonomian komuisme akhir, namun rupanya perekonomian ini tidak akan terjadi, karena beberapa negara yang dahulunya menganut perekonomian sosialis sekarang sudah berubah. Uni Sovyet sudah bubar dan sekarang perekonomiannya sudah mengarah ke Welfare State (Negara Kesejahteraan). Negara Cina sendiri yang sekian lama mengurung diri dari pengaruh luar, sekarang sudah berubah dan mau menerima barang barang dari Amerika Serikat.




    E. Werner Sombart


                Werner Sombart menyampaikan teorinya ke dalam 5 tingkatan, yaitu:


    1. Fase perekonomian pra kapitalisme: a. Fase perekonomian tanpa pertukaran; b. Fase perekonomian dengan pertukaran. 2. Fase perekonomian kapitalisme: a. Fase perekonomian kapitalisme muda; b. Fase perekonomian kapitalisme raya; c. Fase perekonomian kapitalisme akhir.



    1. Fase perekonomian pra kapitalisme: Fase perekonomian pra kapitalisme dibagi menjadi dua bagian yaitu fase perekonomian tanpa pertukaran dan fase perekonomian dengan pertukaran.



    a. Fase perekonomian tanpa pertukaran


    Pada fase ini tiap keluarga berproduksi sendiri untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarganya. Antara satu keluarga dengan yang lainnya belum ada sistim pertukaran barang, karena masing masing memproduksi barang sesuai dengan kebutuhannya yang terbatas.



     b. Fase perekonomian dengan pertukaran.


    Kebutuhan hidup keluarga yang tadinya hanya sedikit jenis dan jumlahnya, lama kelamaan menjadi bertambah banyak, yang akhirnya tidak setiap keluarga mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Keadaan ini mendorong orang orang untuk membuat barang yang sesuai dengan kemampuan khusus yang dimilikinya, sehingga mampu membuat barang yang jauh lebih banyak dari pada kebutuhannya, tetapi tidak mampu membuat barang kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang makin banyak, terjadilah pertukaran barang antara satu keluarga dengan yang lainnya dengan cara barang ditukar dengan barang atau sistim barter.



    2. Fase perekonomian kapitalisme


     Fase perekonomian kapitalisme dibagi menjadi tiga periode, yaitu: a. Fase perekonomian kapitalisme muda; b. Fase perekonomian kapitalisme raya; c. Fase perekonomian kapitalisme akhir.



     a. Fase perekonomian kapitalisme muda


    Fase perekonomian kapitalisme muda dimulai segera setelah terjadinya revolusi industri dan produk pertama yang menjadi garapan industri pabrik adalah texstil. Produk texstil yang dihasilkan oleh pabrik memiliki beberapa keunggulan, yaitu kualitas lebih baik, kuantitas lebih banyak dan harga lebih murah. Perubahan sistem produksi dari industri rumah tangga ke industri pabrik membawa dampak sosial ekonomi yang besar. Persaingan antar buruh secara individu makin kuat, pengangguran mulai meningkat dan tingkat upah makin rendah.



    b. Fase perekonomian kapitalisme raya


    Pabrik texstil di eropa tumbuh dan berkembang dengan pesat terutama di  Inggris, karena keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut sangat besar. Suatu usaha yang sangat menguntungkan akan terus menarik investor untuk terjun ke dalamnya. Pertumbuhan pabrik texstil akhirnya merembet ke dua negara besar lainnya, yaitu Perancis dan Jerman.



    c. Fase perekonomian kapitalisme akhir.


    Persaingan antar pabrik yang tadinya hanya terjadi di negara masing-masing, akhirnya meluas menjadi persaingan antar negara. Pada masa inilah kaum buruh mencapai tingkat kesengsaraan yang sangat tinggi. Suatu kasus di beberapa pabrik texstil di Inggris ada buruh pabrik yang harus bekerja selama 20 jam dengan tingkat upah yang rendah. Para manajer pada waktu itu mengatakan, jika ingin bekerja di pabrik texstil ini dengan jam kerja sekian dan upah sekian silakan bekerja, jika tidak mau seperti itu, masih banyak para pekerja lain yang mengantri untuk memperoleh pekerjaan.


    Menurut pandangan orang orang yang mempuyai rasa kemanusiaan yang tinggi, perekonomian kapitalis hanya memerikan keuntungan nyang besar bagi segelintir orang kaya dan masyarakat miskin yang jumlahnya sangat banyak hidup menderita. Para pemikir berusaha mencari jalan keluar dari keadaan tersebut dan tumbuhlah bentuk perekonomian lain, yaitu perekonomian sosialisme, welfare state dan koperasi.

    Posting Komentar untuk "Teori Tingkatan dan Kegiatan Pemasaran"